1. Latar Belakang Ilmu Statistik
Statistika adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Atau dengan kata lain, statistika menjadi semacam alat dalam melakukan suatu riset empiris.Dalam menganalisis data, para ilmuwan menggambarkan persepsinya tentang suatu fenomena. Deskripsi yang sudah stabil tentang suatu fenomena seringkali mampu menjelaskan suatu teori. (Walaupun demikian, orang dapat sajaberargumentasi bahwa ilmu biasanya menggambarkan bagaimana sesuatu itu terjadi, bukannya mengapa). Penemuan teori baru merupakan suatu proses kreatif yang didapat dengan cara mereka ulang informasi pada teori yang telah ada atau mengesktrak informasi yang diperoleh dari dunia nyata. Pendekatan awal yang umumnya digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena adalah statistika deskriptif.
Penggunaan Statistika sudah dikenal sebelum abad 18, pada saat itu negara-negara
Babilon, Mesir dan Roma mengeluarkan
catatan tentang nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan jumlah anggota
keluarga. Kemudian pada tahun 1500, pemerintahan Inggris mengeluarkan catatan
mingguan tentang kematian dan tahun 1662.
dikembangkan catatan tentang kelahiran dan kematian. Baru pada tahun 1772 – 1791, G. Achenwall menggunakan istilah statistika sebagai kumpulan data tentang negara. Tahun 1791 – 1799, Dr .E.A.W Zimmesman mengenalkan kata statistika dalam bukunya Statistical Account of Scotland. Tahun 1981 – 1935 R. Fisher mengenalkan analisavarians dalam literatur statistiknya.
dikembangkan catatan tentang kelahiran dan kematian. Baru pada tahun 1772 – 1791, G. Achenwall menggunakan istilah statistika sebagai kumpulan data tentang negara. Tahun 1791 – 1799, Dr .E.A.W Zimmesman mengenalkan kata statistika dalam bukunya Statistical Account of Scotland. Tahun 1981 – 1935 R. Fisher mengenalkan analisavarians dalam literatur statistiknya.
Ilmu hitung kemudian berkembang pesat
lagi pada masa imperium Romawi. Angka angka yang disimbolkan dalam peradaban
Yunani dikembangkan dengan symbol Romawi. Meski angka Romawi tidak praktis,
dalam batas tertentu memberikan pengaruh yang luas bagi perkembangan ilmu
hitung. Angka Romawi mampu memberikan lambing terhadap angka dalam jumlah yang
lebih banyak dibandingkan dengan angka Yunani. Puncak peradaban ilmu hitung
menjadi semakin cepat manakala tradisi Arab mengenalkan simbol angka yang
sederhana dan fleksibel.
Angka Arab mampu menyederhanakan simbol menjadi simbol
yang mudah dimengerti dan dapat digunakan secara berulang secara mudah. Misal,
untuk mengungkapkan angka 100, maka cukup hanya menggunakan 2 simbol saja yang
sudah dipakai sebelumnya, demikian pula kalau harus menyebut angka 1 trilyun,
angka yang dipakai tetap 1 dan 0, tinggal memperbanyak 0-nya saja. Sangat
berbeda dengan angka Romawi, setiap perubahan persepuluhan harus dikenalkan
simbol baru, yang kemudian tidak dijadikan basis pembuatan angka secara
konsisten. Puncak peradaban ilmu hitung mengalami perkembangan yang sangat
pesat, tatkala tradisi Arab memperkenalkan simbol baru angka 0. Angka ini
seakan telah menjadi angka mu’jizat dalam sejarah peradaban ilmu hitung, sebab
dengan ditemukannya angka 0, maka akan mempersingkat penulisan-penulisan yang
berbasis ribuan sampai tak terhingga. Bayangkan bagaimana menulis simbol satu
trilyun jika menggunakan symbol Romawi. Inilah salah satu sumbangan tradisi
Islam dan Arab yang sering dilupakan oleh orang.
Ilmu Statistik sebagai bentuk aplikasi dan terapkan ilmu
hitung sebagai ilmu murni juga mengalami perkembangan seiring dengan semakin
berkembang ilmu hitung. Statistik yang lebih menekankan pada tradisi mencatat
dan menyusun, memungkinkan ilmu ini mulai dilirik orang dalam konteks untuk
mempergunakan hasil pencatatan dan penyusunan untuk mendapatkan pola. Pola ini
menjadi sangat penting untuk dilihat, manakala manusia dihadapkan pada
pergerakan peradaban manusia yang semakin kompleks, yang juga berarti jumlah
data juga sangat kompleks, hampir setiap detik terdapat peristiwa yang lahir,
dan harus didokumentasi. Semakin tersebarnya data, menjadikan banyak fihak
perlu mendapatkan data yang sahih, namun mudah dimengerti dan memiliki akurasi
yang baik dalam dokumentasinya. Statistik merupakan satu-satunya ilmu yang bisa
menawarkan pada tradisi mencatat ini.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah
istilah dalam bahasa latin modern statisticum collegium (“dewan negara”) dan
bahasa Italia statista (“negarawan” atau “politikus”).
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik
dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis
data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”.
Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai pengumpulan
dan klasifikasi data”. Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistics) dan
pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip
mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administratif dan
pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang
dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah
setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai
banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang
statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode
ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan awal
abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi), Karl
Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem
sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat
dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi
hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang
terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam
metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika,
biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada pihak yang menganggap statistika
sebagai cabang dari matematika, tetapi sebagian pihak lainnya menganggap
statistika sebagai bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari
sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk
dalam fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen
tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
Sejarah Singkat Statistika (awal muncul statistik)
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah
istilah dalam bahasa latin moderen statisticum collegium (“dewan negara”) dan
bahasa Italia statista (“negarawan” atau “politikus”).
Gottfried Achenwall (1749) menggunakan Statistik
dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis
data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai “ilmu tentang negara (state)”.
Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi “ilmu mengenai
pengumpulan dan klasifikasi data”. Sir John Sinclair memperkenalkan nama
(Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika
secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga
administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya
melalui sensus yang dilakukan secara teratur untuk memberi informasi
kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai
banyak menggunakan bidang-bidang dalam matematika, terutama probabilitas.
Cabang statistika yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung
metode ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19
dan awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika inferensi),
Karl Pearson (metode regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti
problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat
dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi
hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang
terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam
metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan seperti ekonometrika,
biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
Meskipun ada kubu yang menganggap statistika sebagai
cabang dari matematika, tetapi orang lebih banyak menganggap statistika sebagai
bidang yang banyak terkait dengan matematika melihat dari sejarah dan
aplikasinya. Di Indonesia, kajian statistika sebagian besar masuk dalam
fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, baik di dalam departemen
tersendiri maupun tergabung dengan matematika.
Istilah statistika sudah sangat tua. Statistika
bermula sebagai suatu cara berhitung untuk membantu pemerintah yang ingin
mengetahui kekayaan dan banyaknya warganya dalam usaha menarik pajak atau pun
berperang. William si penakluk memerintahkan diadakannya survey di seluruh
Inggris untuk tujuan pajak dan tugas kemiliteran. Hasil Survey ini dikumpulkan
dalam sebuah kumpulan yang disebut Domesday Book.
Beberapa abad setelah Domesday Book, ditemukan suatu
penerapan peluang empirik dalam asuransi perkapalan, yang tampaknya sudah
tersedia bagi kapal-kapal bangsa Flem pada abad ke-14. Perjudian, dalam bentuk
permainan, telah mengantarkan kita ke teori peluang. Teori ini pertama kali
dikembangkan oleh Pascal dan Fermat sekitar abad ke-17, karena mereka tertarik
pada pengalaman-pengalaman judi Chevalier de Mere.
Kurva normal telah terbukti sangat penting dalam
pengembangan statistika. Persamaan kurva ini pertama kali diumumkan pada tahun
1733 oleh de Moivre. De Moivre sama sekali tidak tahu bagaimana menerapkan
penemuannya tersebut pada data hasil percobaan, dan karyanya ini tetap tidak
diketahui sampai Karl Pearson menemukannya di suatu perpustakaan pada tahun
1924. Walaupun demikian, hasil yang sama dikembangkan kemudian oleh dua
astronom matematik, Laplace, 1749-1855 dan Gauss, 1777-1855, secara terpisah.
Pada abad ke-19 Charles Lyell telah mengajukan suatu
argumentasi yang pada dasarnya bersifat statistik terhadap suatu masalah
geologi. Dalam periode 1830-1833, diterbitkan 3 jilid Principles of Geology
karya Lyell, yang mengurutkan batu-batuan zaman Tertier, serta sekaligus
memberi nama pada masing-masing batuan. Bersama dengan M.Deshayes, seorang ahli
biologi dari Prancis, mereka mengidentifikasikan dan mendaftarkan
spesies-spesies fosil yang terdapat dalam satu atau lebih strata, dan meramalkan
proporsi jenis-jenis yang masih hidup di bagian-bagian laut tertebtu.
Berdasarkan proporsi-proporsi tersebut mereka memberi nama Pleistosen, Pliosen,
Miosen, dan Eosen. Argumentasi Lyell sesungguhnya bersifat statistika.
Sayangnya setelah ditetapkan dan diterimanya nama-nama tersebut, metodenya
segera dilupakan orang. Hal ini terjadi baik di bidang ilmu-ilmu biologi maupun
fisika.
Pada abad ke-19 pula, perlunya landasan yang lebih
kokoh bagi statistika menjadi semakin jelas. Karl Pearson, seorang ahli fisika
matematik, menerapkan matematika pada biologi. Pearson melewatkan hampir
setengah abad dalam penelitian statistika yang serius. Di samping itu, ia juga
mendirikan jurnal Biometrika dan sebuah aliran statistika. Dengan demikian
kajian statistika memperoleh dorongan besar.
Sementara Pearson hanya memperhatikan contoh besar
(large samples), teori sampel besar yang dikembangkan ternyata tidak memuaskan
peneliti yang selalu berhubungan dengan sampel kecil (small samples). Di antara
mereka adalah W.S. Gosset, 1876-1937, murid Karl Pearson. Namun kemampuan
matematika Gosset belum memadai untuk mendapatkan sebaran-sebaran pasti dari
simpangan baku sampel, rasio antara rata-rata sampel dengan simpangan baku
sampel, dan koefisien korelasi; statistik-statistik yang paling banyak
diperhatikannya. Akibatnya, ia terpaksa mendasarkan pada kartu; mengocok,
mengambil, dan kemudian membuat sebaran frekuensi empiriknya. Makalah yang
membuat hasil penelitiannya ini muncul dalam Biometrika pada tahun 1908, dan ia
menggunakan nama student. Sekarang ini sebaran t-Student merupakan alat dasar
bagi statistikawan dan peneliti; dan me-student-kan merupakan istilah yang
lazim dalam statistika. Kini penggunaan sebaran t-Student begitu meluas, dan
menarik untuk diperhatikan bahwa seorang astronom Jerman, Helmert, telah
mendapatkannya secara matematika jauh sebelumnya, yaitu pada tahun 1875.
R.A. Fisher, 1890-1962, yang dipengaruhi oleh Karl
Pearson dan Student, memberikan sumbangan yang sangat banyak dan penting bagi
statistika. Ia dan murid-muridnya memberikan dorongan yang besar bagi
penggunaan prosedur-prosedur statistika dalam banyak bidang, terutama dalam
bidang-bidang pertanian, biologi, dan genetika.
J.Neyman (1895) dan E.S.Pearson (1895), mengemukakan
teori pengujian hipotesis pada tahun 1936 dan 1938. Teori ini meransang
sejumlah besar penelitian dan banyak hasilnya mempunyai kegunaan praktis.
Pada tahun 1902-1950, Abraham Wald menulis dua buku
yang sangat bermanfaat hingga saat ini, yakni ‘Sequential Analysis’ dan
‘Statistical Decision Functions’. Dalam abad inilah (hingga saat ini) hampir
semua metode statistika yang kini digunakan itu dikembangkan.
Dalam arti sempit statistik dapat diartikan sebagai
data, tetapi dalam arti luas statistik dapat diartikan sebagai alat. Alat untuk
analisis dan alat untuk membuat keputusan. Statistik dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Selanjutnya
statistik inferensial dapat dibedakan menjadi statistik parametris dan non
parametris.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian. Statistik
inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan
hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi di mana sampel
di ambil.
Terdapat dua macam statistik inferensial, yaitu;
statistik parametris digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio,
yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan statistik non
parametris digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinat dari populasi
yang bebas distribusi.
Di Indonesia
Pengantar Statistika telah dicantumkan dalam kurikulum Matematika Sekolah Dasar
sejak tahun1975. Hal itu disebabkan karena sekitar lingkungan kita berada
selalu berkaitan dengan Statistik. Misalnya di kantor kelurahan kita mengenal
statistik desa, di dalamnya memuat keadaan penduduk mulai dari banyak penduduk,
pekerjaanya, banyak anak, dan sebagainya.
Dalam
mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial,
pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam statistika
dapat berarti populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak. Populasi
juga dapat berupa pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda, yakni
dikenal dengan istilah deret waktu.
Melakukan
pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi dinamakan sensus. Sebuah sensus
tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika
seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil dari
populasi, yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel
nantinya digunakan untuk menggeneralisasi seluruh populasi.
Jika sampel
yang diambil cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan) dan
simpulan yang dibuat dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi
secara keseluruhan. Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel
yang tepat dinamakan teknik sampling.
Analisis
statistik banyak menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya hal terlihat
banyak digunakannya uji statistika yang mengambil dasar pada sebaran peluang.
Sedangkan matematika statistika merupakan cabang dari matematika terapan yang
menggunakan teori probabilitas dan analisis matematika untuk mendapatkan
dasar-dasar teori statistika.
Ada dua
macam statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial.
Statistika deskriptif berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung
rata-rata dan varians dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel
atau grafik sehingga data mentah lebih mudah “dibaca” dan lebih bermakna.
Sedangkan statistika inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian
hipotesis, melakukan prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.
• Statistika
deskriptif berkenaan dengan bagaimana data dapat digambarkan dideskripsikan)
atau disimpulkan, baik secara numerik (misalnya menghitung rata-rata dan
deviasi standar) atau secara grafis (dalam bentuk tabel atau grafik), untuk
mendapatkan gambaran sekilas mengenai data tersebut, sehingga lebih mudah
dibaca dan bermakna.
• Statistika
inferensial berkenaan dengan permodelan data dan melakukan pengambilan
keputusan berdasarkan analisis data, misalnya melakukan pengujian hipotesis,
melakukan estimasi pengamatan masa mendatang (estimasi atau prediksi), membuat
permodelan hubungan (korelasi, regresi, ANOVA, deret waktu), dan sebagainya
2. Perbedaan Statistik dengan ilmu yang
lain
Ilmu
statistik berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, karena statistika sebagai
ilmu pengetahuan memiliki tiga ciri khusus, yaitu:
- Statistik selalu bekerja dengan angka atau bilangan. Untuk dapat melaksanakan tugasnya statistik memerlukan bahan keterangan yang sifatnya kuantitatif.
- Statistik bersifat objektif, artinya statistik selalu bekerja menurut objeknya, atau bekerja menurut apa adanya.
- Statistik bersifat universal, artinya ruang lingkup atau ruang gerak dan bidang garapan statistik tidaklah sempit. Statistik dapat digunakan dalam hampir semua cabang kegiatan hidup manusia.
Jadi yang membedakan ilmu statistik dengan ilmu-ilmu
yang lain nya yaitu degan ada nya beberapa ciri khusus yang sudah di sebutkan
diatas.
3. Aplikasi Ilmu Statistik
Bidang Ekonomi
Statistika
banyak diterapkan di bermacam-macam ilmu mulai dari ilmu alam dan ilmu sosial
maupun di bidang bisnis. Salah satu contoh dari penerapan ilmu statistika
terhadap bidang perekonomian yaitu perhitungan pertumbuhan ekonomi, inflasi,
jumlah uang beredar, tingkat kemiskinan, jumlah pengangguran dan lainnya,
sedangkan dalam bidang industri dapat dicontohkan pada perhitungan jumlah
produksi barang atau jasa yang mencapai keuntungan maksimum, kapan waktu yang
tepat untuk mengembangkan produk baru atau menambah produksi.
Dalam
bidang bisnis juga statistik diterapkan antara lain, perhitungan indeks
tendensi bisnis, perhitungan dividen, peluang mendapatkan keuntungan jika
menanamkan investasi di saham dan lainnya.
Contohnya
Salah satu contoh dari penerapan ilmu statistika ekonomi pada bisnis yaitu penggunaan indeks tendensi bisnis (ITB). Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Bank Indonesia dengan variabel pembentuk indeks tendensi bisnis yaitu pendapatan usaha, penggunaan kapasitas produksi/usaha dan rata-rata jam kerja dengan memasukkan 9 sektor yang ada antara lain:
Salah satu contoh dari penerapan ilmu statistika ekonomi pada bisnis yaitu penggunaan indeks tendensi bisnis (ITB). Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang datanya diperoleh dari Survei Tendensi Bisnis (STB) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bekerja sama dengan Bank Indonesia dengan variabel pembentuk indeks tendensi bisnis yaitu pendapatan usaha, penggunaan kapasitas produksi/usaha dan rata-rata jam kerja dengan memasukkan 9 sektor yang ada antara lain:
1.
Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, hotel dan restoran
7. Transportasi dan telekomunikasi
8. Keuangan, persewaan dan jasa.
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas dan air bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, hotel dan restoran
7. Transportasi dan telekomunikasi
8. Keuangan, persewaan dan jasa.
Survei
tersebut dilakukan setiap triwulan di beberapa kota besar terpilih di seluruh
provinsi di Indonesia. Jumlah sampel STB Triwulan IV-2009 sebanyak 2.400
perusahaan besar dan sedang, dengan responden pimpinan perusahaan.
Sebagai
contoh bahwa Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada Triwulan I-2010 sebesar 103,41,
yang berarti terjadi peningkatan kondisi bisnis pada triwulan tersebut
dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 96,91. Namun
tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah dibandingkan Triwulan IV-2009 yang
nilai ITB mencapai 108,45.
Peningkatan
ITB pada kuartal I-2010 tersebut, disebabkan oleh meningkatnya kondisi bisnis
sebagian besar sektor ekonomi diantaranya sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Perusahaan yang mengalami peningkatan bisnis tertinggi (nilai ITB sebesar
112,07).]
Peningkatan kondisi bisnis disebabkan oleh adanya peningkatan pendapatan usaha, kapasitas produksi dan rata-rata jam kerja. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan mengalami peningkatan pendapatan usaha paling tinggi, sedangkan sektor Konstruksi dan sektor Transportasi & Telekomunikasi mengalami penurunan pendapatan usaha. Sedangkan sektor Konstruksi dan sektor Transportasi serta Telekomunikasi merupakan sektor ekonomi yang mengalami penurunan kondisi bisnis.
Setelah
dijabarkan, bagaimana peranan statistika ekonomi dalam berbagai disiplin ilmu
khususnya dalam ekonomi, industri dan bisnis diharapkan bisa membantu
menentukan keputusan yang akan diambil secara tepat, sehingga hasilnya sesuai
dengan harapan.
Bidang
Kesehatan
Biostatistika atau Statistik Kesehatan adalah salah satu
pilar utama yang merupakan bagian sangat penting dan fundamental di bidang
kesehatan masyarakat. Disebut biostatistika karena hal ini merupakan cabang
statistika terapan tentang metoda statistika untuk menyelesaikan problem medis
dan biologi. kesehatan Masyarakat mempelajari masyarakat dan statistik sebagai
metode untuk mempelajari populasi. Pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat
sangat ditentukan oleh penguasaan statistika. Selain itu metode statistika
merupakan salah satu alat bantu dalam menelaah laporan-laporan ilmiah,
mengadakan analisis data yang diperoleh dari catatan medic di rumah sakit,
mengadakan penelitian dalam bidang kesehatan, dan lain-lain. Di dalam paper ini
akan dibahas mengenai Statistika dan Penerapannya dalam Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Contohnya:
Regresi Logistik
Andaikan ada 2 variabel, sebut saja X dan
Y. Nilai X sudah diketahui dan nilai Y belum diketahui. Bila X dan Y mempunyai
hubungan, katakanlah hubungan linier sederhana Y = 2 + 3X, maka nilai Y dapat
dihitung. Dengan demikian, bila X = 5, maka nilai Y menjadi 2 + 3(5) yaitu 17.
Bila X = 7, maka Y = 23, dan seterusnya. Analisis perkiraan/peramalan/taksiran
semacam ini disebut sebagai analisis regresi linier sederhana (simple linier
regression analysis) yang banyak digunakan untuk data kuantitatif di berbagai
disiplin ilmu. Dalam hal ini, X disebut sebagai variabel bebas
(independent/explanatory variable) atau predictor dan Y merupakan variabel
tidak bebas (dependent/response/outcome variable). Sedangkan variabel itu
sendiri dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang nilainya selalu
berubah/berbeda atau condong untuk selalu bervariasi.
Bila dalam persamaan itu ada
lebih dari satu variabel bebas, maka analisisnya menjadi analisis regresi
linier multipel (multiple linear regression analysis). Dalam hal ini
persamaannya akan menjadi seperti Y = 5 + 4X1 + 7X2 + X3 + 2X4. Umpamanya Y
merupakan berat badan seseorang, maka nilai Y ini akan tergantung pada banyak
faktor, antara lain tinggi badannya sendiri (X1), berat badan ayahnya (X2) dan
berat badan ibunya (X3).
Pada prinsipnya, analisis regresi
logistik mirip dengan analisis regresi linier. Hanya saja variabel tidak bebas
dari regresi logistik bersifat dikotomi. Sedangkan variabel bebasnya boleh
merupakan variabel kategori maupun kontinyu.
Contoh penggunaan regresi
logistik antara lain dalam presentasi analisis lanjut SKRT (survey Kesehatan
Rumah Tangga) 1986 yaitu dengan judul “Faktor-faktor yang berperan dalam
kematian bayi”. Pada presentasi tersebut salah satu makalah adalah tentang
“Pengaruh Faktor Pelayanan Kesehatan”. Dalam analisis multivariate
(multivariate analysis) menggunakan regresi logistik, faktor-faktor pelayanan
kesehatan yang menjadi variabel bebas terdiri dari frekuensi pemerikasaan
kehamilan (X1), imunisasi tetanus toxoid (X2), pemeriksa kehamilan (X3) dan
penolong persalinan (X4). Sedangkan salah satu variabel tidak bebasnya adalah
kematian bayi neonatal (Y), yang merupakan variabel dikotomi dengan kode 0
untuk bayi neonatal yang masih hidup dank ode 1 untuk bayi neonatal yang sudah
meninggal.
Variabel bebas seluruhnya
berbentuk kategori. Variabel frekuensi pemeriksaan kehamilan terdiri dari 4
kelompok yakni kode 1 untuk 4 kali atau lebih, kode 2 untuk tidak pernah
periksa, kode 3 untuk 1 kali dank ode 4 untuk 2 sampai 3 kali. Variabel
imunisasi TT terdiri dari kelompok tidak pernah, 1 kali dan lengkap. Variabel
pemeriksa kehamilan terdiri dari kelompok tidak pernah periksa, diperiksakan
oleh tenaga medis dan diperiksa oleh tenaga non-medis. Demikian juga penolong
persalinan dikelompokkan menjadi 2 yaitu tenaga medis dan tenaga non-medis
(dukun).
Disamping itu, persamaan regresi
linier mengikuti distribusi normal sehingga dapat dilakukan analisis sidik
ragam (Analysis of variance) atau ANOVA dan uji F (F Test). Sedangkan regresi
logistik mengikuti pendekatan distribusi eksponensial (eksponential
distribution). Demikian juga untuk analisis data kategori yang lain yaitu model
log-linier dan analisis survival yang pendekatannya bukan pendekatan distribusi
normal.
Bidang Teknik
Statistik
dalam bidang teknik banyak digunakan karena sangat berguna nantinya dalam
menghitung data yang ingin di masukan. Statistik secara
tidak
sadar mempunyai banyak manfaat dan kegunaan dari berbagai bidang.
Contohnya
A. Mean (Rata-rata)
Mean
atau Rata-rata merupakan Metode Statistik Central Tendency yang paling sering
digunakan
dalam produksi untuk memberikan gambaran terhadap suatu proses atau kondisi
produksi.
Mean dihitung dengan cara menjumlahkan semua nilai data pengamatan dan
banyaknya
data yang diamati. Mean suatu sampel biasanya dilambangkan dengan X bar.
Contoh :
Data
Jumlah Cacat produksi dalam 6 hari :
20,
30, 10, 20, 10, 20
Hitunglah
Rata-rata Cacat produksi dalam 6 hari tersebut !
Jawaban :
(20
+ 30 + 10 + 20 + 10 + 20) / 6 = 18.33
Jadi
Rata-rata Cacat produksi adalah 18.33 unit.
B. Median (Nilai Tengah)
Median
adalah nilai tengah dari nilai-nilai pengamatan yang disusun secara teratur
menurut
besarnya
data. Terdapat 2 cara untuk menentukan Median tergantung pada jumlah data yang
dikumpulkan.
Jumlah data yang terkumpul adalah ganjil :
Langkah-langkah dan Rumus :
1.
Mengurutkan Data
2.
Menentukan Posisi Median → Posisi Median = ((n-1) / 2) + 1
3.
Mencari Nilai Median
Contoh :
Data
Jumlah Cacat produksi dalam 7 hari :
20,
30, 10, 20, 10, 20, 40
Hitunglah
Median Cacat produksi dalam 7 hari tersebut !
Jawaban :
1.
mengurutkan data menjadi : 10, 10, 20, 20, 20, 30, 40
2.
Posisi Median = ((7 – 1) / 2) + 1 = 4
3.
Berarti Nilai Median adalah Nilai data yang kedudukannya di posisi urutan ke-4,
jadi
Median
= 20 unit
Jumlah data yang terkumpul adalah genap :
Langkah-langkah dan Rumus :
1.
Mengurutkan Data
2.
Menentukan Posisi Median → Posisi Median = (n + 1) / 2
3.
Mencari Nilai Median
Contoh :
Data
Jumlah Cacat produksi dalam 6 hari : 20, 30, 10, 20, 10, 20
Hitunglah
Median Cacat produksi dalam 6 hari tersebut !
Jawaban :
1.
Mengurutkan data menjadi : 10, 10, 20, 20, 20, 30
2.
Posisi Median = (6 + 1) / 2 = 3.5
3.
Berarti Median berada di posisi antara urutan ke 3 dan ke 4
Median=(20+20)/2
Median
= 20 unit
C. Modus (Mode)
Modus
adalah nilai data yang paling sering muncul (frekuensi terbesar) dalam suatu
kumpulan
data.
Contoh :
Data
Jumlah Cacat Hitunglah Modus Cacat produksi dalam 6 hari tersebut !
Jawaban :
Angka10
muncul 2 kali
Angka
20 muncul 3 kali
Angka
30 muncul 1 kali
Jadi
Modus Cacat produksi adalah 20 unit.
Dispersion (Ukuran Penyebaran Data) atau Ukuran
Variasi
A. RANGE (Rentang) atau Jangkauan
Range
adalah selisih antara nilai maksimum dengan nilai minimum dalam suatu kumpulan
data.
Range adalah ukuran variasi atau penyebaran data yang paling sederhana dan
sering
digunakan
dalam mengendalikan proses produksi dalam bentuk Xbar – R Chart.
Rumus :
Range
= Nilai Maksimum – Nilai Minimum
Contoh :
Data
Jumlah Cacat produksi dalam 6 hari :
20,30,10,20,10,20
Hitunglah
Range Cacat produksi dalam 6 hari tersebut !
Jawaban :
Nilai
Maksimum (tertinggi) = 30
Nilai
Minimum (terendah) = 10
Range
= 30 – 10
Range
= 20
Bidang Informasi
Pada bidang ini memamang lah statistik sebagai sarana informasi. Karena data statistik yang di buat merupakan suatu informasi yang penting. Statistik pada bidang informasi contohnya yaitu kehidupan sehari hari yang di lakukan merupakan suatu informasi.
Ilmu statistika sangat sering digunakan baik dalam kehidupan sehari-hari, dalam bisnis, dalam industri serta keseluruhan bidang dalam perekonomian.Dalam kehidupan sehari-hari , kita sering menggunakan ilmu statistka untuk mengatur berapa jumlah pengeluaran kita yang disesuaikan dengan pendapatan yang kita peroleh , lalu memilih barang yang mana yang akan kita beli, dan lainnya, yang pada akhirnya membutuhkan keputusan terbaik yang akan kita ambil. Begitu pula dengan bidang yang lainnya, membantu memutuskan keputusan yang harus diambil secara tepat.
Dalam era dimana teknologi informasi telah berkembang pesat, setiap perusahaan seharusnya dapat memanfaatkan data dan informasi, baik yang telah dimilikinya maupun yang dapat diperoleh diluar instansinya, untuk mengambil keputusan yang tepat dan obyektif. Kepekaan dan keakuratan pengambilan keputusan akan dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode dan teknologi yang tepat serta keahlian dan ketrampilan yang handal.
Permasalahan bisnis yang berkembang demikian pesat harus diimbangi dengan penggunaan data statistik yang tepat diperlukan pimpinan dalam mengambil keputusan. Dengan demikian diperlukan orang-orang yang mampu mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data.
Contoh: angka kenakalan remaja, tingkat biaya hidup, tingkat kecelakaan lalu lintas, dan tingkat pendapatan.
Sumber :
Ø http://manusiapinggiran.blogspot.co.id/2013/04/perbedaan-ilmu-statistik-dengan-ilmu.html
Ø http://eightsun66.blogspot.co.id/2012/02/statistika-dan-penerapannya-dalam-ilmu.html